Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Permata Anggun dari Bani Hasyim, Shafiyyah binti Abdul Muthallib

 Permata Anggun dari Bani Hasyim

Shafiyyah binti Abdul Muthallib


Dia adalah wanita mulia dari bangsawan Quraisy. Menyandang begitu banyak kemuliaan. Dan diantara kemuliaan yang ia sandang setelah mendapatkan kenikmatan Islam dan Iman  adalah menjadi Bibi Rasulullah SAW. Ia terlahir dengan nama Shafiyyah binti Abdul Muthallib, dan menurut pendapat yang kuat ia adalah bibi Nabi Muhammad SAW yang memeluk agama Islam. namanya pun tertulis dengan tinta emas oleh sejarah karena begitu banyaknya  peran serta pengorbanan yang ia lakukan untuk Agama Islam.

Ia terlahir dari keluarga yang terpandang. Ayahnya, Abdul Muthallib adalah salah satu pembesar kaum Quraisy dan Ibunya bernama Halah binti Wahhab yang juga berasal dari keluarga terpandang. Shafiyyah telah menikah sebanyak dua kali. Pertama ia menikah dengan Al-Harits bin Harb bin Umayyah yang tak lain adalah saudara Abu Shafiyan, pemimpin Bani Umayyah. 

Setelah sang suami wafat, Shafiyyah dipersunting oleh saudara Siti Khadijah yaitu Awwam bin Khuwailid bin Asad. Dari pernikahannya dengan Awwam bin Khuwailid lahirlah Zubair bin Awwam, Sa’ib dan Abdul Ka’bah.


Masuknya Shafiyyah ke dalam Islam

Ketika turun perintah Allah SWT tentang perintah untuk berdakwah secara terang-terangan, Rasulullah SAW mengajak kerabat-kerabatnya terlebih dahulu, dimuali yang tertua hingga yang muda. Tanggapan yang diberikat mereka pun berbeda-beda, ada yang menolak secara halus dan ada pula yang menolak secara kasar, dan hanya sedikit dari mereka yang mau mengikuti ajakan Nabi Muhammad SAW, diantaranya adalah Shafiyyah. Ia adalah sosok ibu yang tangguh. Walau ditinggal suaminya wafat ia tetap merawat dan membesarkan anaknya seorang diri. Selain itu, namanya terukitr indah dalam sejarah Islam, dan banyak kidah perjuangan dan pengorbanan yang ia berikan kepada Islam. hal tersebut membuat harum namanya dalam sejarah Islam.


Peristiwa Pertama tentang kesabaran dan ketegarannya dalam Perang Uhud

Pada tahun kelima Hijriah, Perang Uhud berkecamuk antara Kaum Muslimin dan kaum kafir Quraisy. Perang ini adalah sebagai ajang balas dendam atas kekalahan kaum kafir Quraisy pada perang Badar. Di usianya yang ke 56 Shafiyyah tetap bersemangat untuk bergabung denga Kaum Muslimah yang bertugas merawat para mujahid yang terluka dan mengambilkan mereka air minum.

Pada awalnya, Kaum Muslimin yang memegang kemenangan, akan tetapi hal itu berbalik arah menjadi kekalahan, sebab tidak patuhny Kaum Muslimin kepada perintah Rasulullah SAW. Melihat kekalahan Kaum Muslimin, Shafiyyah pun ikut turun ke medan peperangan denga berssenjatakan tombak. Saat berjihad, ia melihat jasad saudara kandungnya Hamzah bin Abdul Muthallib, maka mendekatlah ia dan tatkala ia akan mendekatinya, Rasulullah SAW memerintahkan putranya Zubair bin Awwam untuk mencegah Ibundanya dan menjauh dari tempat itu. Tetapi apa yang dikatakan wanita Mukminah ini ; “Mengapa kalian melarangku melihatnya?, aku telah mendengar kabar bahwa saudara ku dibunuh secara sadis dan itu dajalan Allah.” Seakan ia ingin mengatakan  ; “Aku rela dengan semua yang telah terjadi, bila semua dijalan-Mu. Tak mengapa aku melihat saudaraku dibunh secara sadis, dadanya dibelah dan diambil jantungnya. Aku rela dan ikhlas, karena aku tahu engkau pasti akan menempatkannya pada kedudukan yang Agung disisi-Mu.” Melihat hal itu, Rasulullah SAW pun mengizinkannya untuk melihat jasad saudaranya Hamzah bin Abdul Muthallib.




Peristiwa kedua Tentang Keberaniannya dalam Perang Khandaq

Peristiwa ini terjadi ketika perang Khandaq berkecamuk. Setiap kali Rasulullah SAW ingin berperang , beliau selalu menitipkan kaum anak-anak, kaum wanita dan orang-orang tua di tempat yang aman. Pada saat itu mereka dititipkan kepada Hasan bin Tsabit. Dia adalah pemilik benteng yang diamanahi untuk menjaga Shafiyyah dan yang lainnya.  

Pada saat Kaum Muslimin sibuk berperang. Kaum Yahudi dari Bani Quraidhah mengrim seseorang untuk memata-matai mereka yang dititipka Rasulullah SAW. Tujuannya adalah untuk melihat dan memastika apakah disana adaseseorang yang menjaga atau tidak. Apabila tidak ada, maka mereka ingin menyerbu benteng tersebut untuk menawan Kaum Muslimin yang ada didalamnya, sehingga menjadi pukulan hebat bagi Kaum Muslimin apabila hal itu terjadi.

Akan tetapi hal itu tidak jadi terlaksana, karena berkat Shafiyyah binti Abdul Muthallib yang saat itu menyadari ada seseorang yang mengendap-endap, lalu beliau pun meminta Hasan bin Tsabit untuk keluar dan membunuhnya. Hasan bin Tsabit yang tidak mempunyai keberanian dan keahlian berperang menolak dengan halus. Maka keluarlah Shafiyyah seorang diri dengan membawa tiang dan memukuli mata-mata Yahudi yang tidak sadar akan kehadirang Shafiyyah.

Kemudian kembalilah Shafiyyah kedalam benteng seraya berkata kepada Hasan bin Tsabit ; “Keluarlah! Penggallah kepala orang itu dan lemparkanlah kebawah!”, namun jawaban Hasan bin Tsabit tetap sama ; “Engkau pun mengetahui bahwa kau takut melakukan hal itu.” Maka Shafiyyah dengan berani keluar dan memenggal kepala mata-mata Yahudi tersebut seorang diri dan melemparnya ke bawah. Melihat kepala kawannya menggelindin dari atas benteng, nyali orang-orang Yahudi pun menciut. Kejadian tersebut memberikan mereka pengertian bahwa Rasulullah SAW tidak akan pernah meninggalkan keluarganya tanpa seorang penjaga.



Kepergiannya

Rasulullah SAW sangat memuliakan bibi tercintanya. Begitu juga Shafiyyah yang juga memuliakan Rasulullah SAW. Shafiyyah oleh Allah SWT diberkati dengan umur yang panjang, Ia memhembuskan nafas terakhirnya pada tahun 20 Hijriah di umur lebih dari 70 tahun pada masa kekhalifahan Uma bin Khattab. Ia dimakamkan di pemakaman Baqi’ bersama para Shahabat dan Shahabiyah yang lainnya.

Semoga sepercik kisah Shafiyyah binti Abdul Muthallib dapat memberikan kita motivasi untuk menjadi seorang perempuan yang tegar dan pemberani. 

 


Posting Komentar untuk " Permata Anggun dari Bani Hasyim, Shafiyyah binti Abdul Muthallib"