Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fatimah binti Asad, Welas Asih Hatinya Dibalut Indah Parasnya

 


Kali ini kita akan belajar tentang sifat welas asih dari seorang Wanita mulai, Ia Bernama Fatimah binti Asad, bibi sekaligus ibu angkat Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah istri dari paman Nabi SAW Abu Thalib dan ibu dari Khulafa’ Al-Rasyidin ke-Empat Ali bin Abi Thalib yang sekalugus mertua dari Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah SAW.

Fatimah binti Asad lahir di Makkah pada tahun 575 masehi. Ia adalah bangsawan Quraisy yang nasabnya bertemu dengan nasab suaminya Abu Thalib di kakek meereka Hasyim. Hal ini menjadikan Ali bin Thalib menjadi keturunan Hasyim bin Abdi Manaf dari kedua sisi orang tuanya.

Sebagai Ibu bagi Nabi Muhammad Saw

Fatimah binti Asad memiliki kedudukan sangat tinggi disisi Rasulullah SAW, bagaimana tidak? Ia adalah orang yang berjasa dalam hidup Nabi SAW semenjak ibunda Nabi wafat. Rasulullah SAW segera menemukan sosok ibu pada diri Fatimah binti Asad Ketika beliau mulai diasuh oleh pamannya, Abu Thalib. Fatimah binti Asad memastikan bahwa Nabi SAW telah mendapatkan yang terbaik dari semuanya, bahkan diriwayatkan bahwasanya Fatmah binti Asad melarang anak-anaknya makan sebelum Nabi Muhamma SAW makan, dan Ia juga memasukkan anak-anaknya ke dalam kamar Nabi Muhammad SAW sehingga apabila ada bahaya yang mengancam, Nabi SAW aka naman kerna ada perisai anak-anaknya Fatimah binti Asad.

Ia juga merupakan sosok mulia yang telah mendukuung dan membantu Rasulullah SAW dalam menyebarkan agama Islam. Bahkan pada tahun kesepuluh dari kenabian, saat Rasulullah SAW mengalami ‘Amul Huzn (Tahun kesedihan) sepeninggal Abu Thalib dan Khadijah RA, Fatimah mampu tampil menggantikan keduanya. Maka, tidak heran jika Rasulullah SAW sangat memuliakannya.

Kelahiran Putra Tercinta

Pada hari Jum’at hari ke-13 bulan Rajab, 12 tahun sebelum Nabi Muhammad SAW mendapatkan Risalah. Fatimah binti Asad yang sedang hamil tua bersama suaminya Abu Thalib melaksanakan thawaf di Ka’bah. Ketika sedang melaksanakan thawaf, tiba-tiba Fatimah binti Asad merasakan perutnya sakit, maka Ia adukan hal tersebut kepada suaminya. Abu Thallib pun membawa Fatimah ke dalam Ka’bah agar istrinya beristirahat disana. Abu Thalib menduga bahwa istrinya mengalami kelelahan, namun kenyataannya adalah Fatimah merasa akan melahirkan, tetapi Ia sembunyikan isyarat tersebut agar tidak mengganggu Thawaf suaminya.

Dalam keheningan Baitullah, Ia berdoa agar diberikan kemudahan ketika melahirkan. Selang beberapa saat seusai ia berdoa, lahirlah bayi dengan selamat. Tersiarlah kabar kelahiran itu, dan hal itu adalah pertama kali terjadi seorang wanita melahirkan di dalam Ka’bah, Maka berbondong-bondonglah warga Makkah menuju Ka’bah untuk menyaksikan kejadian itu termasuk Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW menggendong bayi itu untuk pulang bersama.

Bayi tersebut adalah anak ke-empat Abu Thalib. Namun Ia merasa bahwa bayi itu adalah anugrah besar dari yang maha kuasa. Abu Thalib pun melaksanakan walimah edngan menyembelih beberapa ekor hewan ternak. Ia undang pemuka-pemuka Quraisy dalam acara itu, dan dalam kesempatan itulah Ia mengumumkan bahwa “Ali” adalah nama untuk anak yang baru lahir tersebut.

Kepergiannya

            Betapa berduka hati Nabi Muhammad SAW ketika mengetahui bahwa bibi tercintanya telah berpulang kehadirat yang maha kuasa. Rasulullah SAW langsung mendatangi rumah Fatmah binti Asad. Sesampainya disana, Nabi Muhammad SAW tidak hanya mendoakan saja melainkan memberikan gamisnya sebagai kain kafan. Ketika jenazah sudah sampai dikuburan dan siap untuk dikebumikan, Nabi Muhammad SAW langsung memasuki liang lahat. Ini yang sangat jarang dilakukan oleh Nabi SAW dan membuat para Shahabat heran dengan hal itu. Kemudian Nabi Muhammad SAW bersabda tatkala sudah kembali ke permukaan ; “Hari ini aku telah kehilangan orang yang aku cintai. Ia adalah sebaik-baiknya pengasuh. Ia memberikan yang terbaik untukku sebelum kepada dirinya dan anak-anaknya. Maka ketika orang-orang dibangkitkan di hari kiamat dalam keadaan telanjang, untuknya yang telah memberikan pakaian terbaik akan dibangkitkan dengan pakaian yang aku berikan. Ketika setiap makhluk mengalami adzab kubur, maka untuknya Allah selamatkan ia dari hal itu. Oleh sebab itu aku berikan pakaian untuknya”.

            Betapa besar dedikasi yang diberikan Fatimah binti Asad kepada Rasulullah SAW, hingga beliau begitu mulia di mata Nabi Muhammad SAW. Pengorbanan yang takterhingga ia berikan untuk Islam. Semoga kita bisa memiliki hati yang welas asih seperti Fatimah binti Asad.

 

 

Posting Komentar untuk "Fatimah binti Asad, Welas Asih Hatinya Dibalut Indah Parasnya"